Akhirnya. Hanya ada saya dan sepi yang memeluk. Selalu begitu, disaat sedang galau, saya selalu ingin sendiri. Menikmati sepi, menikmati tangis tertahan.
Entahlah, apa memang galau ini layak untuk ditangisi. Saya hanya ingin mengeluarkan sesak yang membatu. Itu saja.
Thursday, September 30, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 yang bicara:
Post a Comment