Saturday, March 19, 2005

Sebuah nama

Tadi Edar bawa berita yang betul-betul mengejutkanku, aku tidak menyangka hanya karna sepotong berita, hanya karna satu nama, sanggup membuatku tidak konsen pada kuliah pak Rudy. Hanya karna sebuah nama. Allah, kenapa nama itu masih saja sanggup mengacaukanku. kenapa hanya dengan mendengar edar bertemu dia, aku sudah tidak sanggup mengendalikan diri.
Itu masa lalu NAN, masa lalu yang harus kau tutup rapat-rapat.
Biarpun masa lalu, itu adalah bagian dari diriku. Karena masa lalu itulah, ada aku yang sekarang.
Tapi itu hanyalah kenangan pahit yang hanya akan menggerogoti hatimu.
Ya, memang hanya kenangan pahit, tapi aku tidak bisa menghapusnya.
Klo mau merusak dirimu, terus saja mengingatnya.

Allah, tolong aku. Aku resah, merasa perjuanganku untuk melupakannya hanyalah sia-sia. Aku merasa futur.
Semalam insomniaku kambuh, Mungkin gara-gara terlalu berpikir. Pusing, sedih, marah. Entah kenapa. Tiba-tiba teringat kata-kata k Mia ‘klo sedang resah, ambillah air wudhu dan sholatlah dua rakaat’. Ingat itu aku lalu wudhu, sholat. Kutumpahkan semua gundah dalam sujud panjang. Selesai sholat aku seperti berada dalam ruang yang lapangggg sekali. Sejuk. Damai. Aku terpekur diatas sajadah. Kucoba melongok ruang hatiku yang dalam. Kosong. Tidak ada siapa-siapa disitu. Kenapa aku tidak bisa setenang ini setiap hari? Apa karena virus merah jambu itu?
Apa karena masa lalu yang terus terbayang? Apa karena aku selalu menolak mengenal Allah lebih dekat?



Note: Saat kutumpahkan resah dalam sujud panjangku. Memang hanya Engkau, Ya Allah, sebaik-baik tempat mengadu.

1 yang bicara:

Tuteh said...

Masa lalu,...
Hmm itu sejarah, gak akan bisa ilang walopun kitah pengen ilangin.. sepahit and sesedih apa pun.. teteup melekat dalam diri kitah, hedop kitah,.. yang penting semangat easy going aja.. enjoy life aja heheheh ^^;